hidup untuk kemajuan pendidikan

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter
  • Vestibulum quis diam velit, vitae euismod ipsum

    Etiam tincidunt lobortis massa et tincidunt. Vivamus commodo feugiat turpis, in pulvinar felis elementum vel. Vivamus mollis tempus odio, ac imperdiet enim adipiscing non. Nunc iaculis sapien at felis posuere at posuere massa pellentesque. Suspendisse a viverra tellus. Nam ut arcu et leo rutrum porttitor. Integer ut nulla eu magna adipiscing ornare. Vestibulum quis diam velit, vitae euismod ipsum? Quisque ...

  • Aliquam vel dolor vitae dui tempor sollicitudin

    Proin ac leo eget nibh interdum egestas? Aliquam vel dolor vitae dui tempor sollicitudin! Integer sollicitudin, justo non posuere condimentum, mauris libero imperdiet urna, a porttitor metus lorem ac arcu. Curabitur sem nulla, rutrum ut elementum at, malesuada quis nisl. Suspendisse potenti. In rhoncus ipsum convallis mauris adipiscing aliquam. Etiam quis dolor sed orci vestibulum venenatis auctor non ligula. Nulla ...

  • Nam ullamcorper iaculis erat eget suscipit.

    Etiam ultrices felis sed ante tincidunt pharetra. Morbi sit amet orci at lorem tincidunt viverra. Donec varius posuere leo et iaculis. Pellentesque ultricies, ante at dignissim rutrum, nisi enim tempor leo, id iaculis sapien risus quis neque. Ut sed mauris sit amet eros tincidunt adipiscing eu vitae lectus. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos ...

Twitter

Archive for 2011

PROBLEM POSING
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh :
Achmad Shidiq Permana_0804722
achmad.shidiq@yahoo.com

A.      Pendahuluan

1.    Latar Belakang
Berbagai permasalahan dihadapi oleh guru sekolah dasar dalam pembelajaran yaitu pada mata pelajaran matematika, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika yang benar. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain kesulitan dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah (mathematical problem solving), penalaran matematika (mathematical reasoning), koneksi matematika (mathematical conection), komunikasi matematika (mathematical communication), dan lain-lain. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika di Indonesia telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak yang peduli kepada pembelajaran matematika.
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Sebagai upaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran matematika pada masa sekarang, telah banyak dikembangkan metode-metode yang bersifat behavioristik (memanusiakan manusia), seperti: student active learning, quantum learning, quantum teaching, dan accelerated learning. Seluruh metode tersebut digunakan dalam rangka revolusi belajar yang melibatkan guru dan siswa sebagai satu kesatuan yang mempunyai hubungan timbal balik. Peran guru sebagai pengajar/ fasilitator, sedangkan siswa merupakan individu yang belajar.
Namun semua hal tersebut didalam penerapannya banyak sekali mengalami kendala, mulai dari sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut, sumber daya manusia yang kurang menunjang, dan masih banyak lagi permasalahan-permasahan yang timbul.
            Meskipun demikian guru diharapkan mampu menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan pengajaran matematika, guru diharapkan menanamkan prinsip atau rumus yang ada. Dalam hal ini sebelum siswa menyelesaikan sebuah soal, siswa harus memahami soal tersebut secara menyeluruh. Ia harus tahu apa yang diketahui, apa yang dicari, rumus atau teorema yang harus digunakan dan cara penyelesaiannya. Untuk itu dalam mengerjakan soal-soal matematika diperlukan siasat atau strategi dalam penyelesaiannya.
Salah satu strategi yang efektif dalam menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan tentunya dengan melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi di kelas. Pembelajaran dengan suasana belajar aktif dan bermakna. Salah satu pendekatan pembelajaran yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu ‘Problem Posing dalam pembelajaran matematika’.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenal dan diidentifikasi dari kelompok anak pada umumnya, oleh karena mereka memerlukan pelayanan yang bersifat khusus. Pelayanan tersebut dapat berbentuk pertolongan medik, latihan-latihan therapeutic, maupun program pendidikan khusus, yang bertujuan untuk membantu mereka mengurangi keterbatasannya dalam hidup bermasyarakat.
Dalam rangka mengidentifiksi (menemukan) anak dengan kebutuhan khusus, diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan gradasi (tingkat) kelainan organis maupun fungsional anak melalui gejala-gejala yang dapat diamati sehari-hari.
Dalam PP Nomor 72 Tahun 1991 Bab XII Pasal 28 Ayat I dinyatakan bahwa : "Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengatasi masalah yang disebabkan oleh kelainan yang disandang, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan ".

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Definisi Sosiologi
Secara etimologis sosiologi berasal dari kata “socius” dan “logos”. Socius artinya “berkawan” dan logos artinya “ ilmu”. Jadi sosiologi berarti ilmu berkawan atau berteman.
Sedangkan definisi Sosiologi berdasarkan para pakar adalah sebagai berikut:
a. sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin Bertrand)
b. sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material. (Mayor Polak)
c. sosiologi adalah ilmu masyarakat umum. (P.J. Bouwman)
d. sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi).
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam memenuhi kebutuhannya yang sangat kompleks, membutuhkan orang lain. Ia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, karena setiap manusia memiliiki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam rangka memenuhi kebutuhan itulah manusia memerlukan pergaulan hidup dengan manusia lain.
Salah satu ilmu yang banyak membicarakan tentang tata cara pergaulan atau tingkah laku manusia dalam kelompok sosialnya adalah sosiologi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Barisan
2.1.1 Barisan Aritmatika
Kita pernah betemu dengan istilah barisan pada saat kita belajar matematika sebelumnya. Sebagai contoh, bilangan-bilangan 5, 7, 9, 11, 13, 15 mendefinisikan suatu barisan. Suatu barisan dikatakan terhingga karena ada bilangan pertama dan bilangan terakhir. Kita akan lebih focus pada pembicaraan barisan tak hingga yang selanjutnya kita katakana sebagai “barisan” saja. Barisan adalah suatu kumpulan suku-suku dalam urutan tertentu. Secara formal, suatu barisan dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang mempunyaidaerah asal bilangan bulat positif.
Bilangan-bilangan didalam daerah hasil suatu barisan, yang disebut suku barisan, kita batasi untuk bilangan-bilangan real. Perhatikan contoh barisan berikut ini.
(1) 1,2,3,4,5,6,….
(2) 0,5,10,15,20,25,….
(3) 2,6,10,14,18,22,….
(4) 1,11,111,1111,11111,….